style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>
style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>
style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>
style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>
style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>
style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>
style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>
style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>
style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>
style='position:fixed;_position:absolute;top:150px;right:5px; clip:inherit;'>

Sabtu, 27 Oktober 2012

Menelusuri Jejak Sejarah Jakarta di Museum Fatahillah


Pengunjung berkeliling halaman Museum Fatahillah menggunakan sepeda
Berkunjung ke Kota Tua Batavia rasanya tak lengkap jika tidak mampir ke Museum Fatahillah. Di usianya yang sudah mencapai 3 abad, museum terbesar di Jakarta ini masih menyimpan daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal dan mancanegara.


Saat hari libur misalnya, taman yang berlokasi di depan gedung Museum Fatahillah selalu dipadati oleh pengunjung. Ada yang sekadar duduk menikmati kemegahan arsitektur bangunan peninggalan Belanda tersebut, ada pula yang sibuk mengabadikan gedung bergaya barok klasik itu dengan kamera.


Menurut sejarah, Museum Fatahillah menempati dua gedung panjang di aera Kota Tua Batavia yang dahulu dikenal dengan Gedung Balaikota atau Stadhuis. Seperti dilansir lamanIndonesia.travel, gedung tersebut dibangun tahun 1707 atas perintah Gubernur Jenderal Joan Van Hoorn dan rampung pada tahun 1712. 

Setelah beberapa kali mengalami perubahan fungsi, gedung tersebut akhirnya ditetapkan sebagai Museum Sejarah Jakarta pada 30 Maret 1974. Di museum ini Anda dapat menelusuri jejak sejarah Jakarta dari masa prasejarah hingga berdirinya kota Jayakarta tahun 1527.

Museum Fatahillah juga menyimpan sekitar 25.000 benda koleksi mulai dari masa prasejarah hingga koleksi abad ini. Anda juga bisa menemukan mebel antik dari abad ke-17 hingga 19 yang merupakan perpaduan gaya Eropa, China dan Indonesia.



Lihat foto-foto Museum Fatahillah di tautan ini.

Alamat
Jalan Taman Fatahillah Jakarta No. 2, Jakarta Barat.

Waktu Buka
Selasa - Minggu pukul 09.00 - 15.00 WIB. Tutup hari Senin dan hari besar.

Transportasi

Lokasi Museum Fatahillah berada di jantung Kawasan Kota Tua dan dapat diakses dengan kendaraan dari berbagai sudut kota Jakarta. Anda dapat menggunakan bus Transjakarta dari blok-M (koridor 1), kemudian turun di akhir terminal kota. Dari terminal tersebut lanjutkan dengan berjalan kaki menuju kawasan Kota Tua.

Pilihan lain Anda dapat menggunakan kendaraan umum bus patas 79 (kampong Rambutan-Kota). Dapat pula menggunakan Mikrolet M-12 (Pasar Senen-Kota), Mikrolet M-08 (Tanah Abang-Kota), atau Kopaja 86 (Grogol-Kota).

Belajar dari Secangkir Kopi


Barista atau peracik kopi menyeduh kopi menggunakan syifon di Caffe La Tazza, Electronic City, kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (2/2/2012). Cafe ini menjual aneka jenis kopi dari berbagai daerah di nusantara seperti kopi Aceh, Lampung, Jawa, Bali, Flores, luwak, hingga Papua.
Secangkir kopi selalu memberi efek magis bagi penikmatnya. Sebuah stimulan untuk memberi semangat di hari yang melelahkan. Sebuah kedai kopi bernama La Tazza yang berada di Electronic Center di SCBD, Jakarta, menghadirkan cita rasa kopi Indonesia dalam balutan racikan modern.

La Tazza sendiri dari Bahasa Italia yang berarti ”cangkir”. Dalam secangkir kopi yang sederhana ternyata kaya akan cerita. Heri Setiadi, General Manager La Tazza, pun menunjukkan cerita itu melalui cupping atau mencicipi dan mengenali kopi secara blind tasting alias tanpa diberitahu sebelumnya asal-usul kopi tersebut.

Ya, asal suatu kopi bisa dikenali hanya dengan bantuan lidah dan hidung. Tentu perlu pengalaman dan keahlian khusus untuk benar-benar jago mengenali kopi mengandalkan indera perasa dan penciuman.

Beberapa cangkir kecil berisi kopi dijejerkan di atas meja. Lalu setiap kopi diseduh dengan air panas dengan suhu 96 derajat. Berikutnya, ditunggu selama sekitar lima menit. Setelah itu mulai mencicipi kopi. Kopi diseruput dengan cepat agar langsung menyebar terutama di pangkal lidah.

Acara semakin menarik ketika saya harus memperkirakan asal masing-masing kopi. Ada sekitar 10 kopi yang disajikan. Rasa asam yang kuat memudahkan orang untuk menebak Kopi Toraja, jenis arabika yang memang berciri khas pada rasa asam yang kuat.

Selain kopi Toraja, ada kopi Lintong, kopi Gayo, kopi Kintamani, kopi Flores, kopi Jawa, hingga kopi Papua. Saat itu, Heri juga ”iseng” menyuguhkan kopi dari Ethiopia untuk membedakan karakter aroma,flavor (rasa), acidity (tingkat keasaman), dan aftertaste (rasa tertinggal).

Masing-masing kopi seakan mencerminkan asal-usul kopi itu berasal. Seperti kopi Kintamani yang selintasan tercium aroma jeruk dan rasa asam jeruk. Menurut Heri, kopi Kintamani yang ia sajikan berasal dari kopi yang ditanam berdampingan dengan jeruk.

Heri ingin memperkenalkan kopi terutama kopi Indonesia kepada siapa pun yang ingin belajar. Oleh karena itu, La Tazza sendiri sudah beberapa kali menjadi tempat acara cupping bagi beberapa komunitas.

Tak sekadar acara icip-icip, Heri juga tak pelit berbagi ilmu mengenai kopi. Termasuk karakter kopi dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, ia juga piawai menjelaskan penggunaan alat pembuat kopi. Sehingga, pengunjung bisa membeli sendiri pembuat kopi dan menggunakannya di rumah.

Di La Tazza dijual pula pembuat kopi berbagai jenis seperti siphon dan french press. Pengunjung juga bisa membeli biji kopi di tempat ini dan minta langsung untuk digiling. Sehingga, kopi segar bisa dinikmati setiap hari di rumah.

Jika mampir di La Tazza, Anda bisa memesan kopi blend racikan La Tazza yang dibuat dengan mesin espresso. Namun, bila Anda termasuk penggemar kopi yang ringan, bisa minta dibuatkan dengan siphon, coffee dripper, ataupun french press.

”Kalau menggunakan siphon, karena menggunakan air dengan suhu 100 derajat, ada beberapa karakter kopi yang hilang. Ini brewing (menyeduh) kopi dengan teknik air mendidih,” jelas Heri.

La Tazza sendiri sudah ada sejak tahun 2000, jauh sebelum kedai kopi menjadi tren di Jakarta. Kedai pertamanya ada di Mal Ambassador. Sementara kedai kopi di SCBD buka di tahun 2008 dan menempati tempat yang lebih luas.

Karena kedai kopi ini berada di wilayah kantor, cocoklah menjadi penutup di sore hari. Selepas kerja, menikmati secangkir kopi panas ditemani camilan sederhana seperti pisang goreng. Ya, walau terkesan ”bule”, La Tazza tetap menyediakan camilan khas Indonesia seperti pisang goreng. Nikmat...

Rabu, 17 Oktober 2012

Lokasi Karapan Sapi Dipindah, Wisatawan Bingung

Seorang joki berusaha memacu sepasang sapi pada Festival Kerapan Sapi Piala Presiden 2010 di Stadion R Sunarto Hadi Wijoyo, Pamekasan Madura, Minggu (24/10/2010). Festival kerapan sapi dalam rangkaian Dji Sam Soe Flavor Lounge ini diikuti 24 pasang sapi dari empat Kabupaten di Madura.

Agenda wisatawan mancanegara (wisman) ke Pamekasan, Madura, terganggu lokasi pelaksanaan karapan sapi, setelah Gubernur Jawa Timur memindahkan pelaksanaan karapan dari Pamekasan ke Sampang.

Keputusan Gubernur Jatim tentang pelaksanaan karapan sapi di Pulau Madura ditempatkan di lapangan Ketapang, Sampang, bukan di lapangan stadion Pamekasan.

Akibatnya, wisata budaya tahunan di Madura tidak dalam satu paket, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya.

Fadjar menuturkan, beberapa waktu lalu, dirinya sempat menerima telepon dan Kedutaan Besar Amerika Serikat tentang rencana mereka untuk menyaksikan wisata budaya berupa sapi sonok, pergelaran seni tradisional Madura bertema "Semalam di Madura" serta karapan sapi di Pamekasan.

Akan tetapi karena lokasi pelaksanaan karapan sapi dipindah, rombongan dari Kedutaan Besar Amerika serta sejumlah wisman itu kini mengaku bingung untuk datang ke Madura.

Sesuai dengan paket wisata yang ditawarkan oleh biro perjalanan wisata, setahun sebelumnya, rencana pergelaran wisata budaya dalam satu kabupaten, yakni di Pamekasan.

Namun, faktanya tidak, karena lokasi pelaksanaan karapan sapi berada di Sampang, sedangkan wisata budaya lainnya seperti sapi sonok dan pementasan kesenian tradisional "Semalam di Madura" ditempatkan di Pamekasan.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Menikmati Keindahan Pantai Mutun dengan Taksi Perahu


Pantai Mutun, Lampung
Begitu banyak pilihan pantai di Lampung.Tak perlu jauh-jauh, sebuah pantai yang sering dikunjungi penduduk lokal bisa menjadi pilihan untuk berwisata pantai. Namanya Pantai Mutun, di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran.

Dari Kota Bandar Lampung, jaraknya sekitar 10 kilometer. Perjalanan menuju pantai ini melewati jalanan aspal yang mulus. Perlu sekitar setengah jam perjalanan mencapai Pantai Mutun. Saat mendekati lokasi pantai, Anda akan menemukan kawasan tambak udang.

Pemandangan Pantai Mutun, Lampung. Tampak di latar belakang perahu adalah Pulau Tangkil.
Pantai Mutun ramai dipadati penduduk lokal di hari-hari libur. Apalagi pantai ini telah dikelola cukup baik. Beragam fasilitas sudah tersedia di pantai ini menjadikan Mutun cocok sebagai destinasi wisata pantai untuk keluarga. 

Pengunjung tampak bermain-main di kawasan Pantai Mutun, Lampung
Pantai berpasir putih dan air laut yang begitu jernih hingga ke tepian pantai menjadi daya tarik pantai ini. Karena berada di teluk, airnya pun begitu tenang dengan ombak yang kecil. Sehingga menjadi lokasi yang aman untuk berenang bahkan bagi anak-anak.

Sayang di kala padat kunjungan, sampah-sampah akan tampak mengotori pantai. Setiap sore, petugas pantai bahkan para pedagang akhirnya sibuk membersihkan sampah-sampah di pantai.